Wisata Sepeda Ke PELABUHAN RATU Bogor JABAR

Sebenarnya sudah menjadi ritual, setidaknya setiap tahun sekali melakukan gowes touring ke luar kota. Tahun 2014 kami jadwalkan tanggal 25-26 Desember ke Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sepertinya menyenangkan. Namun sayang, perjalanan kali ini hanya diikuti oleh 4 orang saja, yaitu Om Karyadi, Om DODO, Om Aris, dan saya. Belum kuorum sebetulnya. Semula terbayang memang tidak akan banyak goweser yang bisa bergabung karena waktunya berbarengan dengan jadwal liburan anak-anak sekolah dan bagi yang tidak cuti, efektif libur hanya dua hari saja. Tapi kalau jumlahnya empat sepeda, tidak terpikir sebelumnya. Sepi, sedih, tapi harus tetap semangat. Big boys don’t cry kata Extreme. The show must go on kata Queen. Akhir tahun 2012 lalu saja, gowes ke Tanjung Lesung edisi II juga hanya 4 orang, . Dipikir-pikir, kenapa saya selalu ikut ya hahaha.....
 Kami naikkan dua sepeda ke dalam minibus dan dua lagi dengan bantuan bike-rack. Lumayan, bisa duduk nyaman karena kami hanya berempat, plus sopir, Mang Engkos. Start di Widya Asri pukul 8 diiringi gerimis dan diperkirakan sampai ke penginapan di Cisolok, Kabupaten Sukabumi sekitar pukul 14. Bismillah, kami meluncur dengan Om Didit di belakang kemudi. Belum tahu dia, kalau pakai mobil minibus ini nanti akan terasa ajrut-ajrutan-nya.
 Jarak ke Kota Pelabuhan Ratu tidak terlalu jauh sebenarnya, hanya sekitar 14-15 km dari tempat kami menginap menyusuri jalan raya di tepian Teluk Pelabuhan Ratu. Melewati pantai Karang Hawu, suasana ramai karena sedang libur nasional. Banyak wisatawan dari Sukabumi, Cianjur, Bandung, dan tentunya Jakarta. Disebut karang hawu karena di sini terdapat karang yang berbentuk seperti hawu (sejenis kompor tradisional yang terbuat dari batu-bata). Di trotoar pinggir pantai, terdapat huruf-huruf yang sepertinya diniatkan sebagai icon pantai ini bertuliskan “Pantai Karang Hawu”, hampir sama dengan tulisan Pantai Losari di Makassar. Namun sayang, sepertinya tidak terurus dan tertutup lapak-lapak pedagang kaki lima. Bahkan, jelas-jelas di depan huruf tersebut beberapa pedagang sedang menyusun Dagangannya






 penginapan. Kami sempatkan mengabadikan momen di depan Samudera Beach Hotel yang legendaris itu, terutama dengan adanya kamar yang disediakan khusus untuk Nyi Roro Kidul. Masih gak yah? Jadi merinding.
Bersih-bersih terus sholat. Sehabis ganteng lagi, Saya, Om Didit, dan Om Yopie lanjut melahap mie rebus karena sepertinya sate tadi belum nendang. Om Pri mah sudah ngamar, kayak anak mami, hahaha. Kami sekalian konsolidasi lagi lokasi finish karena sepertinya tidak akan keburu kalau harus di Sawarna karena keterbatasan waktu. Akhirnya diputuskan finish di puncak Bukit Habibie saja. Terima kasih Pak Habibie. 
Ada yang unik di warung pinggir pantai yang kami datangi. Tempatnya sih biasa saja. Dipan pun terbuat dari kayu dan bilik bambu. Tapi pelayanan si akang penjaganya maksimal. Sehabis beres menghidangkan mie rebus, tiba-tiba dia berkaraoke-ria penuh penjiwaan seolah-olah sedang di atas panggung. Lagunya sebetulnya melow, punyanya D’Lloyd. Tapi, setiap habis satu lagu dia selalu teriak “Oke”. Karuan saja Om Didit refleks menyahut “Buka dikit Joss”. Hanya sepersekian detik, lagu pun berganti menjadi lagu itu. Iramanya seperti goyang caesar itu. Tapi, lama-lama koq semakin berisik ya, sampai ada musik koplo segala. Bicara tentang koplo, semua lagu ternyata bisa dibuat koplo. Percaya atau tidak? Percaya, tapi lagunya jadi kehilangan jiwa. Akhirnya, sebelum semua kehilangan jiwa, Om Yopie request lagu nostalgila saja, dan Bang Broery pun naik panggung.
Sekitar pukul 1, kami sudahi aktifitas hari ini. Mata sudah mulai sepet. Apalagi besok harus menaklukkan tanjakan sampai ke puncak Bukit Habibie, harus cepat-cepat bobo nih. Laporan Mang Garmin saya ke Pelabuhan Ratu menunjukkan odometer 28,5 km; kecepatan maksimum 52,7 km/jam; waktu gowes efektif 2 jam 09 menit; total waktu tempuh 3 jam 35 menit, kecepatan rata-rata 13,3 km/jam (kura-kura); ketinggian maksimum 66 mdpl; total ascent alias tanjakan 239 m. Banyak berhenti untuk foto-foto dan makan malam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Situ Tonjong, Riwayatmu kini

Situ Kemuning: Rekreasi danau nan murah meriah.

Pengalaman adventure dan pesona keindahan kebun teh Cianten,Bogor,