Dia Terlahir dalam Senja
Antara alasan dan arah terbentang garis, tapi tak selamanya hidup menempuh garis itu. Mawar ada tanpa kenapa, ia mekar karena mekar, iya tengah bersatu dengan Waktu yang tak terduga dalamnya – bukan waktu yang dibentangkan ke khalayak ramai, bukan waktu yang gampang diukur, tapi sebuah ekstasis. Saat yang dahsyat. Saat ketika sang subyek raib, tak lagi berdaulat. Buddha memang mengajarkan anatman dan anitya : ia menunjukkan bahwa tak ada subyek yang sama, tak ada yang permanen. Hidup adalah sebuah arus eksistensi yang selalu lahir kembali, tapi tiap-tiap kali berbeda, tiap-tiap kali satu momen kelahiran tak ingat akan kelahiran sebelumnya, juga tak akan tahu kelahiran yang kelak. Agaknya itu sebabnya kematian, keberanian, kesedihan, dan cinta, tak henti-hentinya ditulis dan diabadikan oleh para penyair – dan apa yang menggetarkan dari Mahabharata , yang sayu dari Shakespeare tak terasa sebagai hanya replika, tak ...